Prestasi Belajar
Poerwanto
(2007)
memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “ hasil yang dicapai oleh
seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport”
Selanjutnya Winkel (1997) mengatakan bahwa “prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapainya” Sedangkan
menurut Nasution, S (1987) prestasi belajar adalah “ kesempurnaan yang
dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat, prestasi belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor,
sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”
Berdasarkan
pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan
tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi
belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari
materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang
studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan
tentang tinggi atau rendahnya prestasi
belajar siswa.
Prestasi
belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996 :178) adalah:
“ Hasil yang dicapai seorang
siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya.
Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang
telah dicapainya dalam belajar.”
Pengertian
prestasi belajar
Untuk
mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang dibayangkan, karena memerlukan
perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi.
Penilaian
terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana ia telah mencapai
sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Seperti yang
dikatakan oleh Winkel (1997:168) bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa
menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam
bidang nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam
prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau
tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui
kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.
Sedangkan
Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000:71) berpendapat bahwa prestasi
belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik
menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan
puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini berarti prestasi
belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil
belajar siswa.
Menurut
Poerwodarminto (Mila Ratnawati, 1996 : 206) yang dimaksud dengan prestasi
adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang.
Sedangkan prestasi belajar itu sendiri diartikan sebagai prestasi yang dicapai
oleh seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor
sekolah.
Dari
beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil usaha belajar yang
dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang
akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir
semester di dalam buki laporan yang disebut rapor.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Untuk
meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu
diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa yang
mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki dorongan yang kuat untuk
berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tapi dalam kenyataannya
prestasi yang dihasilkan di bawah kemampuannya.
Untuk
meraih prestasi belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu
diperhatikan. Menurut Sumadi Suryabrata (1998 : 233) dan Shertzer dan
Stone (Winkle, 1997 : 591), secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.:
a. Faktor internal
Merupakan
faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1). Faktor fisiologis
Dalam hal
ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan
kesehatan dan pancaindera
a) Kesehatan badan
Untuk dapat
menempuh studi yang baik siswa perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan
tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam
menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya,
siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar
metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan
juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.
b) Pancaindera
Berfungsinya pancaindera merupakan syarat
dapatnya belajar itu berlangsung dengan
baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling
memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena
sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan
pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat fisik atau
bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran,
sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.
2) Faktor psikologis
Ada banyak
faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain
adalah :
a) Intelligensi
Pada umumnya,
prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan
tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Menurut Binet (Winkle,1997 :529)
hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu
tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan
untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi
prestasi belajar seorang siswa, di mana siswa yang memiliki taraf inteligensi
tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih
tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah diperkirakan
juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang
tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi
belajar yang tinggi, juga sebaliknya .
b) Sikap
Sikap yang
pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat merupakan faktor yang
menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan
(1997:233) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu
terhadap hal-hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di
sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di
sekolah.
c) Motivasi
Menurut
Irwanto (1997 : 193) motivasi adalah penggerak perilaku. Motivasi belajar
adalah pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya
keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil
dalam belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle (1991 : 39)
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang
dikehendaki oleh siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau
semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi
untuk melakukan kegiatan belajar.
b. Faktor eksternal
Selain
faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah :
1). Faktor lingkungan keluarga
a) Sosial ekonomi keluarga
Dengan
sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan
fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan
sekolah
b).
Pendidikan orang tua
Orang tua
yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan
memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang
mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.
c). Perhatian
orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
Dukungan
dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berpretasi bagi seseorang.
Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun
secara tidak langsung, seperti hubugan keluarga yang harmonis.
2). Faktor lingkungan sekolah
a). Sarana
dan prasarana
Kelengkapan
fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di
sekolah; selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah
juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
Kualitas
guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan
prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia
belaka. Bila seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di
sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik
yang berkualitas , yang dapat memenihi rasa ingintahuannya, hubungan dengan guru
dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim
belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk
terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.
c). Kurikulum dan metode mengajar
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut
kepada siswa. Metrode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan
untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Sarlito Wirawan (1994:122) mengatakan bahwa faktor yang paling penting adalah
faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin
tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi senang akan pelajaran, maka
prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi, palingtidak siswa tersebut tidak
bosan dalam mengikuti pelajaran.
No comments:
Post a Comment