Saturday, December 12, 2015

CONTOH PTK BAB I Matematika materi pecahan dengan media benda kongktet


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya dengan peningkatan kompetensi pendidik dengan mencanangkan Undang-undang Guru dan Dosen yang mewajibkan setiap pendidik memiliki sertifikat pendidik sebagai bukti profesionalitas dalam mengelola pembelajaran.
Profesionalitas dalam mengelola pembelajaran diantaranya menggunakan strategi yang tepat sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan.
Penggunaan strategi belajar yang kurang tepat dapat berakibat daya serap siswa kurang maksimal sehingga Prestasi belajar siswa tidak dapat meningkat.
Pada UU Sisdiknas, bagian kedua, tentang pendidikan dasar yaitu pasal 17 ayat 2 berbunyi: “Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD), dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat”.[1]
Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang sangat penting, sebab usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan sistem Lingkungan dan kondisi belajar yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah, sebab banyak faktor yang mempengaruhi proses prestasi belajar. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik.
Kurikulum 2013 yang mulai diberlakukan di sekolah adalah pengembangan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berlaku di jenjang sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah pada kelas rendah menggunakan pendekatan tematik bukan menggunakan pendekatan Mata Pelajaran mengingat bahwa Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek kongkrit dan lingkungan yang dialami secara langsung.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan di antaranya adalah (1) Kurangnya perhatian dari pihak terkait, sulitnya mengubah diri dari paradigma lama ke paradigma baru. (2) Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran sehingga siswa merasa berat dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan karena sebagian siswa belum terbiasa untuk aktif mencari dan mengolah informasi. (3) Sebagian guru belum memahami implikasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam pengelolaan pembelajaran dan penilaian, dan (4) Guru belum terbiasa menciptakan strategi belajar mengajar yang menarik serta membuat siswa aktif belajar.
Dalam peningkatan pembelajaran tematik perlu dirumuskan kesiapan dan kematangan dari pihak pendidik dan peserta didik. Di era kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan guru dituntut untuk menggunakan metode pembelajaran Aktif, kreatif, menyenangkan, dan inovatif, demikian guru dituntut untuk mampu dan memiliki keterampilan mengajar serta penggunaan metode dan media pengajaran yang tepat, dengan kata lain guru harus dapat menunjukan kualitas mengajar yang baik dan tinggi untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dalam proses belajar mengajar yang akhirnya mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.
Kenyataan yang terjadi pada madrasah peneliti menunjukkan hasil ulangan harian matematika kompetensi dasar bilangan pecahan siswa kelas III mendapat kesimpulan bahwa di MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara dari 11 siswa hanya 2 siswa atau 18% yang mencapai nilai 65 ke atas sedangkan KKM yang ditetapkan Madrasah adalah 65 berarti masih ada 9 siswa yang nilainya di bawah 65 dengan kata lain ada 9 siswa atau 82% yang termasuk dalam kategori siswa yang belum tuntas.
Hasil evaluasi dan refleksi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa ada beberapa permasalahan yang dihadapi selama proses belajar mengajar yaitu sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diberikan oleh guru sehingga berakibat:
1.    Kurangnya minat belajar siswa, hal ini terbukti dari rendahnya nilai yang didapat pada saat tes studi awal;
2.    Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, hal ini terbukti masih banyak siswa yang bermalas-malasan mendengarkan penjelasan guru.
Permasalahan tersebut sangat menarik dan penting untuk segera dicarikan solusinya, karena menyangkut kompetensi dasar. Sebab kompetensi dasar ini akan melandasi perkembangan kompetensi siswa. Sebaliknya jika kompetensi itu kurang berkembang maka kompetensi siswa dengan sendirinya  akan mengalami hambatan. Fenomena ini merupakan keprihatinan yang perlu dipecahkan. Salah satu upaya untuk mendukung kompetensi tersebut, diperlukan penyempurnaan terhadap metode pembelajaran yang sudah ada selama ini yang dirasa kurang memotivasi dan kurang menarik bagi peserta didik, sehingga pembelajaran tidak membosankan.
Keadaan tersebut mendorong penulis untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan pecahan menggunakan media benda kongkrit di kelas III MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara karena menurut Suhardjono penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya[2].
Menurut Suyadi dengan penelitian tindakan kelas guru dapat melihat kelemahan dan kelebihan pola pembelajaran yang telah diterapkan selama ini serta mampu mengambil tindakan-tindaan selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan siswa.[3]
Dari beberapa permasalahan dan uraian di atas, maka di anggap penting bagi peneliti untuk mengadakan penelitian guna meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas III MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara melalui media benda kongkrit.
Peningkatan Prestasi belajar di kelas III MI Cokroaminoto Pingit bertujuan agar peserta didik dapat mengalami langsung proses pembelajaran karena pendekatan tematik mengharuskan pembelajaran berpusat pada peserta didik, sehingga dengan itulah penulis berkeinginan untuk mengetahui bagaimanakah upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika di MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara dengan mengangkat judul sebagai berikut:
Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Bilangan Pecahan Menggunakan Media Benda Kongkrit di Kelas III MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015.

B.       Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari masalah tersebut di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah hasil belajar Matematika materi bilangan pecahan menggunakan media benda kongkrit di kelas III MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat meningkat?

C.      Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika materi bilangan pecahan menggunakan media benda kongkrit di kelas III MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015.

D.      Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1.    Manfaat teoritis
a.       Sebagai tambahan pengetahuan tentang cara peningkatan prestasi belajar matematika bilangan pecahan
b.      Untuk menambah referensi keilmuan bidang penggunaan media pada pembelajaran
2.    Manfaat praktis
a.       Manfaat bagi siswa
1)      Peningkatan prestasi belajar siswa.
2)      Pemahaman konsep lebih jelas.
3)      Mendiskripsikan hal semu menjadi nyata menggunakan media benda kongkrit.
b.      Manfaat bagi guru
1)      Memperoleh gambaran upaya yang dilaksanakan guru tentang pemahaman konsep bilangan pecahan.
2)      Membantu guru memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
3)      Membantu guru berkembang secara profesional dengan dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran.
4)      Membantu guru mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
c.       Manfaat bagi madrasah
Sebagai bahan rujukan informasi dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di MI Cokroaminoto Pingit


E.       Pembatasan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai judul yang merupakan isi dari sebuah penelitian maka penulis akan menjelaskan terlebih dahulu definisi atau arti kata-kata yang terdapat dalam judul penelitian ini.
1.      Upaya Peningkatan
Kata upaya berarti usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu apa yang hendak dicapai atau diinginkan.[4] Sedangkan kata peningkakan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb).[5] Jadi upaya  peningkatan ialah suatu usaha, ikhtiar untuk meningkatkan dalam hal ini meningkatkan prestasi belajar.
2.      Prestasi Belajar
Prestasi mempunyai arti hasil yang telah  dicapai (dari yang telah dilakukan). Adapun yang dimaksud prestasi disini adalah prestasi belajar berarti penguasaan ketrampilan yang di kembangkan melalui pelajaran, lazimnya diukur dengan nilai tes, angka/huruf yang diberikan guru[6]
Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukan oleh nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu yang dicapai oleh seorang siswa setelah mengikuti pelajaran dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
3.      Siswa Kelas III
Siswa kelas III adalah siswa yang duduk di jenjang kelas pada satuan pendidikan tingkat dasar, dalam hal ini adalah siswa kelas III MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara.
4.      Mata Pelajaran Matenatika
Mata Pelajaran Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada awal semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 di kelas III MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara.
5.      Bilangan Pecahan
Kompetensi Dasar Melakukan operasi hitung bilangan pecahan adalah salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa pada mata pelajaran matematika yang tertuang pada kurikulum yang diajarkan di MI Cokroaminoto Pingit.
6.      Media benda kongkrit
Media benda kongkrit merupakan suatu alat yang digunakan untuk memudahkan pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik dapat langsung berinteraksi dengan media nyata.
7.      MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara
MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara adalah suatu madrasah tingkat dasar yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto Cabang Banjarnegara.

Dari penjelasan kata di atas, maka judul skripsi ini dapat diterangkan kembali secara lebih terperinci yakni penelitian ilmiah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas III Mata Pelajaran matematika pada bilangan pecahan di MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara Tahun Pelajaran 2014/2015 menggunakan media benda kongkrit.






[1] Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Bandung, 2003, hal. 43
[2] Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 58.
[3] Suyadi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: Diva Press, 2010), hlm. 21.
[4] Pius A Partatno, Kamus Ilmiah Dasar,(Surabaya: Arkaloka, 1994), hlm. 770.
[5] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2008), hlm. 1529.
[6] Ibid., hal. 1213.

No comments:

Post a Comment