MOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK
Schunk and Zimmerman (2009: 1)
berpendapat: “Among source of motivation the are: interests, self-efficacy,
volition, task values, confidence in learning, outcome expectancy and future
time perspective”.
Pendapat di atas menjelaskan motivasi
dapat dilihat dari: minat, kemandirian, kemauan, nilai ulangan, kepercayaan
diri dalam belajar, orientasi pada hasil, dan pandangan terhadap masa depan.
Hamzah B. Uno (2006: 23)
mengklasifikasikan indikator motivasi belajar sebagai berikut:
1.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar.
3.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
4.
Adanya penghargaan dalam belajar.
5.
Adanya kegiataan yang menarik dalam
belajar.
6.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif,
sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
1. Adanya Hasrat dan Keinginan
Berhasil
Hasrat dan keinginan untuk
berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut
motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan
pekerjaan atau motif untuk memperolah kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan
unsur kepribadian dan prilaku manusia, sesuatu yang berasal dari ‘’dalam’’ diri
manusia yang bersangkutan.
Motif berprestasi adalah
motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan
dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang yang mempunyai motifberprestasi
tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas,tanpa
menunda-nunda pekerjaanya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah karena
dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.
2. Adanya Dorongan dan Kebutuhan
Dalam Belajar
Penyelesaian suatu tugas tidak
selamanya dilatar belakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk
berhasil, kadang kala seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik
orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan
menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.
Seorang anak didik mungkin
tampak bekerja dengan tekun karena kalau tidak dapat menyelesaikan tugasnya
dengan baik maka dia akan mendapat malu dari dosennya, atau di olok-olok
temannya, atau bahkan dihukum oleh orang tua. Dari keterangan diatas tampak
bahwa ‘’keberhasilan’’ anak didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau
rangsangan dari luar dirinya.
3. Adanya Harapan dan Cita-cita
Masa Depan
Harapan didasari pada keyakinan
bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tantang gambaran hasil tindakan
mereka contohnya orang yang menginginkan kenaikan pangkat akan menunjukkan
kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan
dihargai dengan kenaikan pangkat.
4. Adanya Penghargaan Dalam Belajar
Pernyataan verbal atau
penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap prilaku yang baik atau hasil belajar
anak didik yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan
motif belajar anak didik kepada hasil belajar yang lebih baik. Pernyataan
seperti ‘’bagus’’, ‘’hebat’’ dan lain-lain disamping akan menyenangkan siswa,
pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi dan pengalaman
pribadi yang langsung antara siswa dan guru, dan penyampaiannya konkret,
sehingga merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau
penghargaan verbal itu diberikan didepan orang banyak.
5. Adanya Kegiatan yang Menarik
Dalam Belajar
Baik simulasi maupun permainan
merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang
menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan
selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Seperti kegiatan belajar seperti
diskusi, brainstorming, pengabdian masyarakat dan sebagainya.
6. Adanya Lingkungan Belajar yang
Kondusif
Pada umumnya motif dasar yang
bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh
lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya
untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui
belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh lingkungan Lingkungan
belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan
demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi
kesulitan atau masalah dalam belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa terdapat dua aspek yang menjadi indikator pendorong motivasi
belajar siswa, yaitu (1) dorongan internal: adanya hasrat dan keinginan
berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan
cita-cita masa depan, faktor fisiologis dan (2) dorongan eksternal:
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang
kondusif.
2. Motivasi Belajar
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha
yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan
dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar,
2004:42) Motivasi belajar adalah
kecenderungan
siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang
didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau
hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental
yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi
terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan
sikap serta perilaku pada individu belajar
(Koeswara, 1989 ; Siagia, 1989 ; Sehein, 1991
; Biggs dan Tefler, 1987 dalam
Dimyati dan
Mudjiono, 2006)
Untuk peningkatan motivasi belajar menurut
Abin Syamsudin M (1996) yang dapat kita lakukan
adalah mengidentifikasi beberapa indikatoryna
dalam tahap-tahap tertentu. Indikator motivasi
antara lain: 1) Durasi kegiatan, 2) Frekuensi
kegiatan, 3) Presistensinya pada tujuan kegiatan,
4) Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam
menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk mencapai
tujuan, 5) Pengabdian dan pengorbanan untuk
mencapai tujuan, 6) Tingkatan aspirasi yang hendak
dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, 7) Tingkat
No comments:
Post a Comment