INDIKATOR
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
MENURUT ENNIS
No
|
Kelompok
|
Indikator
|
Sub indikator
|
1
|
Memberikan penjelasan sederhana
|
Memfokuskan pertanyaan
|
|
Menganalisis argumen
|
|
||
Bertanya dan menjawab pertanyaan
|
sederhana
|
||
2
|
Membangun keterampilan dasar
|
Mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak
|
|
Mengobservasi dan mempertimbangkan
laporan observasi
|
|
||
3
|
Menyimpulkan
|
Mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi
|
|
Menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi
|
|
||
Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan
|
|
||
4
|
Memberikan penjelasan lanjut
|
Mendefinisikan istilah
danmempertimbangkan suatu definisi
|
|
Mengidentifikasi asumsi-asumsi
|
|
||
5
|
Mengatur strategi dan taktik
|
Menentukan suatu tindakan
|
|
Berinteraksi dengan orang lain
|
|
2.
Berpikir Kritis
Menurut
Ennis (dalam Hassoubah, 2004), berpikir kritis adalah berpikir secara
beralasan
dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang
harus
dipercayai atau dilakukan. Oleh karena
itu, indikator kemampuan berpikir kritis
dapat
diturunkan dari aktivitas kritis siswa sebagai berikut :
(1). Mencari pernyataan yang jelas dari setiap
pertanyaan.
(2). Mencari alasan.
(3). Berusaha mengetahui informasi dengan baik.
(4). Memakai sumber yang memiliki kredibilitas
dan menyebutkannya.
(5). Memperhatikan situasi dan kondisi secara
keseluruhan.
(6). Berusaha tetap relevan dengan ide utama.
(7). Mengingat kepentingan yang asli dan
mendasar.
(8). Mencari alternatif.
(9). Bersikap dan berpikir terbuka.
(10). Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup
untuk melakukan sesuatu.
(11). Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila
memungkinkan.
(12). Bersikap secara sistimatis
dan teratur dengan
bagian-bagian dari keseluruhan masalah.
Indikator
kemampuan berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 1
adalah mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan.
Indikator yang diturunkan dari
aktivitas
kritis no. 3, 4, dan 7 adalah mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan
suatu masalah. Indikator yang diturunkan
dari aktivitas kritis no. 2, 6, dan
12
adalah mampu memilih argumen logis,
relevan dan akurat. Indikator yang diturunkan
dari
aktivitas kritis no. 8 dan 10, dan 11 adalah mampu mendeteksi bias berdasarkan
pada
sudut
pandang yang berbeda. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 5 dan
9
adalah
mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu
keputusan.
Beyer
(dalam Hassoubah, 2004) mengatakan bahwa keterampilan berpikir kritis
meliputi
beberapa kemampuan sebagai berikut :
(1) Menentukan kredibilitas suatu sumber.
(2). Membedakan antara yang relevan dari yang
tidak relevan.
(3). Membedakan fakta dari penilaian.
(4). Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang
tidak terucapkan.
(5). Mengidentifikasi bias yang ada.
(6). Mengidentifikasi sudut pandang.
(7). Mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk
mendukung pengakuan.
Sementara
itu Ellis (dalam Rosyada, 2004) mengemukakan bahwa
keterampilan
berpikir kritis meliputi kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
(1). Mampu membedakan antara fakta yang bisa
diverifikasi dengan tuntutan nilai.
(2). Mampu membedakan antara informasi, alasan,
dan tuntutan-tuntutan yang relevan
dengan
yang tidak relevan.
(3). Mampu menetapkan fakta yang akurat.
(4). Mampu menetapkan sumber yang memiliki
kredibilitas.
(5). Mampu mengidentifikasi tuntutan dan
argumen-argumen yang ambiguistik.
(6). Mampu mengidentifikasi asumsi-asumsi yang
tidak diungkapkan.
(7). Mampu menditeksi bias.
(8). Mampu mengidentifikasi logika-logika yang
keliru.
(9). Mampu mengenali logika yang tidak konsisten.
(10). Mampu menetapkan argumentasi atau tuntutan
yang paling kuat.
Nickerson
(dalam Schfersman,1991) seorang ahli dalam
berpikir kritis
menyampaikan
ciri-ciri orang yang berpikir kritis dalam hal pengetahuan, kemampuan,
sikap,
dan kebiasaan dalam bertindak sebagai berikut:
(1). Menggunakan fakta-fakta secara mahir dan
jujur.
(2). Mengorganisasi pikiran dan
mengartikulasikannya dengan jelas, logis atau masuk
akal.
(3). Membedakan antara kesimpulan yang didasarkan
pada logika yang valid dengan
logika
yang tidak valid.
(4). Mengidentifikasi kecukupan data.
(5). Memahami perbedaan antara penalaran dan
rasionalisasi.
(6). Mencoba untuk
mengantisipasi kemungkinan konsekuensi
dari berbagai
kegiatan.
(7). Memahami ide sesuai dengan tingkat
keyakinannya.
(8). Melihat similiritas dan analogi secara tidak
dangkal.
(9). Dapat belajar secara independen dan mempunyai
perhatian yang tak kunjung
hilang
dalam bekerjanya.
(10). Menerapkan teknik problem solving dalam
domain lain dari yang sudah
dipelajarinya.
(11). Dapat menyusun representasi masalah secara
informal ke dalam cara formal seperti
matematika
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
(12). Dapat menyatakan suatu argumen verbal yang
tidak relevan dan mengungkapkan
argumen
yang esensial.
(13). Mempertanyakan suatu pandangan dan mempertanyakan implikasi
dari suatu
pandangan.
(14). Sensitif terhadap perbedaan antara validitas
dan intensitas dari suatu kepercayaan
dengan
validitas dan intensitas yang dipegangnya.
(15). Menyadari bahwa fakta dan pemahaman seseorang
selalu terbatas, banyak fakta yang
harus
dijelaskan dengan sikap non inquiri.
(16). Mengenali kemungkinan keliru dari suatu
pendapat, kemungkinan bias dalam
pendapat,
dan mengenali bahaya dari pembobotan fakta menurut pilihan pribadi.
Selain
itu, Gokhale (1995) dalam penelitiannya yang berjudul Collaborative Learning
Enhances
Critical Thinking menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan soal berpikir
kritis
adalah soal yang melibatkan analisis, sintesis, dan evaluasi dari suatu konsep.
Cotton
(1991), menyatakan bahwa berpikir kritis disebut juga berpikir logis dan
berpikir
analitis.
Selanjutnya menurut Langrehr (2006), untuk melatih berpikir kritis siswa harus
didorong
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut
: (1) Menentukan konsekuensi dari suatu keputusan atau suatu kejadian; (2)
Mengidentifikasi
asumsi yang digunakan dalam suatu pernyataan; (3) Merumuskan pokok-popok
permasalahan; (4) Menemukan adanya bias berdasarkan pada sudut pandang yang
berbeda;
(5) Mengungkapkan penyebab suatu kejadian; (6) Memilih fakor-faktor yang
mendukung
terhadap suatu keputusan
Berdasarkan pada
uraian-uraian yang telah
dikemukakan dirumuskan pengertian
kemampuan
berpikir kritis matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
:
Kemampuan
berpikir kritis mencakup: (1) Kemampuan mengidentifikasi asumsi yang
diberikan;
(2) Kemampuan merumuskan pokok-pokok permasalahan; (3) Kemampuan
menentukan
akibat dari suatu ketentuan yang diambil; (4) Kemampuan mendeteksi adanya
bias
berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda; (5) Kemampuan mengungkap
data/definisi/teorema
dalam menyelesaikan masalah; (6) Kemampuan mengevaluasi
argumen
yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah.
(a). Contoh soal yang dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan mengidentifikasi
asumsi
yang diberikan :
Andaikan
a > 0, b > 0, dan c < 2. Data
yang diketahui manakah yang tidak
digunakan
ketika menunjukkan bahwa grafik fungsi kuadrat f(x) = ax
2
+
bx + c
selalu
memotong garis y = 2 ? Mengapa ?
(b). Contoh soal yang dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan merumuskan
pokok-pokok
permasalahan :
Dalam
persegipanjang ABCD, AB = 8 cm dan BC = 6 cm akan dibentuk segiempat
ABQP,
P pada CD, Q pada BC dan CQ = CP.
Kalian
harus meletakkan titik P dan Q sehingga diperoleh luas ABQP paling besar.
Apakah
masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk model matematika yang
paling
sederhana ! Tentukan panjang CP !
(c). Contoh soal yang dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan menentukan akibat
dari
suatu ketentuan yang diambil :
Sifat-sifat
apa yang akan terjadi jika fungsi kuadrat dirumuskan oleh
f(x) = ax
2
+
bx
+
c, a + b = 0 ? Mengapa ?
(d). Contoh soal yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan mendeteksi adanya
bias
berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda :
Setujukah
anda dengan pernyataan di bawah ini ? Mengapa ?
Melalui
tiga buah titik berlainan yang tidak segaris tidak dapat dibentuk tepat sebuah
fungsi
kuadrat.
(e). Contoh soal yang dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan mengungkap
data/konsep/definisi/teorema
dalam menyelesaikan suatu masalah:
Tentukan
jarak dari titik (1,1) ke garis 3x + 4y
+ 3 = 0 dengan menggunakan konsep
fungsi
kuadrat !
(f). Contoh soal yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan mengevaluasi
argumen
yang relevan dalam penyelesaian masalah :
Tunjukkan
bahwa syarat supaya grafik fungsi kuadrat f(x) = ax
2
+
bx + c, a > 0 selalu
memotong
garis y = 1 adalah c 1 !
No comments:
Post a Comment