Saturday, December 12, 2015

Contoh PTK BAB III Matematiak materi pecahan


BAB III
METODE PENELITIAN


A.      Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskripsi yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti[1]. Penelitian ini menggambarkan penerapan penggunaan media benda kongkrit dalam upaya peningkatan hasil belajar matematika. 
 Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya[2]. Metode ini penuis gunakan untuk memperbaiki praktek pembelajaran tematik sehingga hasil pembelajaran dapat meningkat yang dilakukan melalui 2 (dua) siklus secara berkelanjutan. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: merencanakan (planing), melakukan tindakan (acting), mengamati (observing), dan refleksi (reflecting). Hasil refleksi pada akhir siklus akan digunakan sebagai pertimbangan untuk merevisi siklus berikutnya jika ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil memecahkan masalah. Pelaksanaan tindakan terintegrasi melalui proses pembelajaran.
Prosedur  penelitian merupakan rencana atau rancangan yang akan dilaksanakan oleh peneliti sebagai ancer-ancer kegiatan yang dilaksanakan. Model penelitian tindakan yang penulis yang penulis rencanakan mengacu kepada pendapat Suharsimi Arikunto yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun tahapan tersebut digambarkan pada gambar berikut ini:[3]
Perencanaan
                                                           
SIKLUS I
SIKLUS II

Refleksi
Pengamatan
Pengamatan
?
Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
 










Gambar 1 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan yang dilakukan setiap tahap dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Tahap Persiapan Penelitian  (Planing)
Pada tahap ini dilakukan apa saja yang akan direncanakan untuk mengatasi masalah yang ada di sekolah berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara awal. Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada di kelas, maka diputuskan penggunaan metode sosiodrama yang diyakini mampu meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas III Kompetensi Dasar Melakukan Kerjasama di lingkungan rumah, sekolah dan desa.
Hal yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a.    Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Penelitian diadakan sesuai jadwal pembelajaran tematik yang ada di kelas III MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara.
b.   Membuat skenario pembelajaran, mulai dari rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menetapkan materi pembelajaran, metode pembelajaran, menyiapkan instrumen penelitian serta lembar jawaban atas instrumen tersebut.
c.    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun sesuai dengan Imlementasi Permandiknas 41/2007 tentang Standar Proses  yang pada KBM nya menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kegiatan Belajar Mengajar tersebut terdiri dari:
1)   Pendahuluan/apersepsi
2)   Kegiatan Inti
a.       Eksplorasi yaitu serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencaritemukan berbagai informasi, pemecahan masalah, dan inovasi.
b.      Elaborasi yaitu serangkaian kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan dan mengaktualisasikan  diri melalui berbagai kegiatan dan karya yang bermakna.
c.       Konfirmasi yaitu serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan bagi peserta didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki secara terus-menerus.
3)   Kegiatan Penutup.
2.      Tahap Pelaksanaan  Penelitian (Acting)
Tahap ke-2 dari Penelitian Tindakan Kelas adalah pelaksanaan (action), yang diimplementasikan atau penerapan isi rencana tindakan kelas yang diteliti. Dalam tahap ke-2 ini pelaksana (guru peneliti) berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi juga berlaku wajar, tidak kaku dan dibuat-buat. Karena dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dan perencanaan akan menjadi bahan perhatian.
3.      Pengamatan Tindakan  (Observing)
            Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Obeservasi terhadap proses tindakan yang dilaksanakan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang berorientasi pada masa yang akan datang, dalam hal ini adalah kegiatan selanjutnya, serta digunakan sebagai dasar untuk kegiatan refleksi yang lebih kritis. Pengamatan dilakukan terhadap proses kegiatan belajar mengajar menggunakan lembar observasi untuk guru dan siswa.
Data yang dikumpulkan berupa data tentang proses perubahan kinerja pembelajaran akibat implementasi tindakan dan hasil kegiatan pembelajaran setelah pelaksanaan. Hal tersebut, semua dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan skenario yang telah disusun bersama, perlu dilakukan evaluasi. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran yang diharapkan.
4.      Refleksi  (Reflecting)
            Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes, dilakukan analisis dan refleksi. Pada siklus pertama, kemungkinan hasilnya belum sesuai dengan indikator yang diinginkan. Untuk itu perlu dilakukan analisis dan refleksi. Hasil analisis dan refleksi pada siklus pertama digunakan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus kedua. Pada siklus kedua juga dilakukan analisis dan refleksi.  Pada siklus kedua kemungkinan hasilnya belum sesuai dengan indikator yang diinginkan. Untuk itu perlu disusun rencana tindakan pada siklus ketiga berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus kedua.
Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang telah dilakukan. Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, mengapa hal tersebut terjadi demikian dan apa langkah selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan pelaksanaan.
Setelah diketahuai nilai masing-masing kemudian dianalisis mengunakan rumus sebagai berikut :
a.       Mean untuk mengetahuai nilai rata-rata.
b.      Median untuk mengetahuai nilai tengah.
c.     Modus untuk mengetahuai nilai yang terbanyak muncul.

B.       Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara dengan alasan:
a.       Pembelajaran tematik di MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara telah berjalan dengan baik namun masih ada kendala rendahnya prestasi belajar siswa.
b.      Tempat kerja peneliti yakni pada MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara.
2.      Waktu Penelitian
Peneltian ini dilaksanakan selama 1 bulan yakni bulan September Sampai dengan Oktober 2014.

C.      Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data[4]. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Tes
Tes digunakan sebagai alat pengumpul data peneltian yang berupa tes pra tindakan, tes pada akhir setiap siklus dengan mengguanakan pilihan ganda dan isian singkat.
2.      Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan peneliti untuk mengamati tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
D.      Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini merupakan informan data, yaitu sumber darimana data dapat diperoleh.[5] Adapun Subjek dalam penelitian ini difokuskan kepada guru, siswa dan media pembelajaran di kelas III MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara dan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.      Metode Observasi
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.[6] Observasi dilakukan untuk mengetahui keberadaan MI Cokroaminoto Pingit dan untuk mengetahui proses pembelajaran secara langsung untuk mengumpulkan informasi atau data prestasi Hasil belajar siswa kelas III MI Cokroaminoto Pingit Rakit Banjarnegara
2.      Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data-data mengenali hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.[7] Metode ini penulis gunakan untuk mencari data prestasi belajar siswa.
3.      Tes
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data hasil tes berupa pra tindakan dan tes pada akhir setiap siklus dengan menggunakan tes isian singkat.


E.       Tekhnik Analisis Data
1.      Data hasil dalam proses pembelajaran pada penelitian ini yang diperoleh melalui observasi (unjuk kerja dan sikap siswa) dianalisis dengan analisis kuantitatif. Persentase keberhasilan menggunakan konversi standar 100 (Sutrisno Hadi, 1989) yaitu :
90%  -  100%        =  baik sekali
80%  -  89%          =  baik
70%  -  79%          =  cukup
60%  -  69%          =  kurang                     
kurang dari 59%   =  kurang sekali
Lembar pengamatan menggunakan rumus sebagai berikut :
 Nilai  perolehan 
 


 Skor maksimal
Rumus  =                                         X  100%

2.      Data hasil tes secara tertulis dianalisis dengan rumus :
 Nilai  yang diperoleh seluruh siswa 
 


a.      
 Siswa
Rata-Rata Nilai Tes          =                   

b.      Ketuntasan Belajar           = Indikator ketuntasan belajar menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah 65.

F.       Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah standar ketuntasan yang harus dimiliki siswa yaitu memperoleh nilai minimal 6,50 pada mata pelejaran IPS. Sedangkan secara umum siswa dapat berhasil meningkat belajarnya apabila prosentase minimal 80% dari jumlah 29 siswa yaitu 24 siswa memperoleh nilai 6,50.




[1] Rony Kontur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: Penerbit PPM, 2007), hlm. 89.
[2] Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 58.
[3] Ibid., hlm. 16.
[4] Rony Kontur ….., hlm. 159.
[5] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2002,  hlm. 254.
[6] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2006, hal. 96
[7] Suharsimi Arikunto, Opcit, hal. 206

No comments:

Post a Comment