|
LANDASAN
TEORI
A.
Kajian
Pustaka
Dengan
perkembangan teknologi saat ini, media tidak lagi dianggap sebagai alat bantu
belaka buat pendidik tetapi juga sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan
(pendidik, penulis buku, prosedur dan sebagainya) ke penerima pesan
(siswa/pelajar/peserta didik). Media dapat mewakili pendidik untuk hal-hal
tertentu dengan lebih teliti, jelas dan menarik[1].
Sebagai
alat bantu media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pengajaran[2]. Dalam
penelitian ini terlebih dahulu penulis mempelajari berbagai rujukan antara lain
buku karangan Arif S Sadiman (dkk)
yang berjudul Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002.) dalam buku tersebut dijelaskan tentang berbagai media
pendidikan pengembangan dan pemanfaataannya.
PTK Rokhid
(2012: STAIN Purwokerto) yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV
Mata Pelajaran IPA Materi Energi dan Pengguanannya menggunakan media
audio visual. PTK tersebut mebahas
peningkatan hasil belajar siswa dan kesimpulannya hasil belajar siswa dapat meningkat dengan peningkatan tindakan kelas
menggunakan media audio visual.
Dalam penelitian yang akan penulis gali di MI
Cokroaminoto Pingit, penulis akan memfokuskan penelitian pada pembelajaran Matematika
kelas III materi bilangan
pecahan melalui media benda
kongkrit.
B.
Kajian Teori
1.
Pembelajaran
a.
Pengertian Belajar
Mengenai pengertian belajar
para ahli mengemukakan pendapatnya yang masing-masing memiliki arti berbeda.
Salah satu pendapat tentang pengertian belajar adalah pengertian yang
dikemukakan oleh Oemar Hamalik yakni belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman.[3]
Dalam hal ini belajar akan
memperkuat perubahan tingkah laku peserta didik melalui pengalaman mereka.
Pengalaman berarti peserta didik melakukan atau mengalami sendiri.
Sedangkan pengertian belajar
menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.[4]
Dari pengertian menurut
Slameto ini jelas bahwa belajar merupakan upaya sadar dari seorang untuk
memperoleh pengetahuan yang baru
sehingga seseorang itu akan mendapatkan pengalaman hidup yang baru akibat dari adanya hubungan
antara si anak dengan lingkungan di mana
anak menjalankan proses belajar.
Sedangkan menurut Winkel belajar
adalah aktivitas mental (psikis) yang
berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman
ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berkas.[5]
Berdasarkann
pengertian-pengertian diatas belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan
perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap serta ketrampilan
melalui pengalaman, latihan dan interaksi dengann lingkungan.
Menurut
Sunhaji belajar adalah perubahan perilaku yang direncanakan guru dengan
seperangkat tujuan yang direncanakan[6] dalam hal direncanakan belajar terkait
dengan pembelajaran yang menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran[7]
Berdasarkann
pengertian-pengertian diatas belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan
perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap serta ketrampilan
melalui pengalaman, latihan dan interaksi dengann lingkungan.
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu
1)
Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
siswa. Yang termasuk dalam faktor ini antara lain :
a.
Kematangan
b.
Kecerdasan/Intelegensi
c.
Latihan dan Ulangan
d.
Motivasi
e.
Sifat-sifat pribadi seseorang
2)
Faktor Ekstern, yaitu
faktor yang berasal
dari luar diri
siswa atau yang sering dikenal
dengan faktor sosial. Faktor ekstern ini meliputi sebagai berikut :
a)
Keadaan keluarga.
b)
Guru dan cara mengajar
c)
Alat-alat pelajaran
d)
Motivasi sosial
e)
Lingkungan dan kesempatan.
3)
Faktor Situasional.
Faktor-faktor situasional ini meliputi :
a)
Keadaan politik ekonomis
b)
Keadaan waktu yang
mencakup jumlah hari
dan jumlah jam setiap hari yang
tersedia bagi kegiatan belajar mengajar
c)
Keadaan musim iklim
kerap menciptakan kondisi
psikis dan kondisi fisik pada
siswa dan guru yang kurang menguntungkan[8]
c.
Komponen Pembelajaran
Sebagai suatu sistem kegiatan pembelajaran mempunyai komponen sebagai
berikut:[9]
1)
Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan
2)
Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
pembelajaran. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan
3)
Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala
sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar
4)
Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
5)
Alat atau media
Alat atau media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran
6)
Sumber Pelajaran
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai
tempat dimana bahan pengajaran terdapat untuk belajar seseorang
7)
Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu
d.
Tujuan Pembelajaran
Berbicara
mengenai tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk
dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan dengan instructional effect, yang
biasa berbentuk pengetahuan dan ketrampilan. Sedang tujuan yang lebih merupakan
hasil sampingan yaitu tercapai karena siswa menghidupi (to live in)
suatu sistem lingkungan belajar tertentu contohnya kemampuan berfikir kritis
dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain. Semua
itu lazim diberi istilah nurturant effects. Jadi guru dalam mengajar, harus
sudah memiliki rencana dan menetapkan strategi belajar mengajar untuk mencapai instructional
effects maupun nurturant effects.
Dari uraian di atas tujuan belajar ada tiga jenis yakni:
1)
Untuk mendapatkan pengetahuan
Untuk ini ditandai dengan kemampuan
berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat
dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa
bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.
Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembanganya di dalam
kegiatan belajar.
2)
Penanaman Konsep dan ketrampilan
Penanaman
konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu ketrampilan. Jadi soal
ketrampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah
ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilihat, diamati sehingga akan
menitikberatkan pada ketrampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seorang
yang sedang belajar..
3)
Pembentukan Sikap
Pembentukan
sikap mental dan prilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal penanaman
nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu guru tidak sekedar “pengajar“
tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu
kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, anak didik/siswa akan
tumbuh kesadaran dan kemauanya, untuk mempraktekan segala sesuatu yang sudah
dipelajarinya. Cara berinteraksi atau metode-metode yang dapat digunakan
misalnya dengan diskusi, demontrasi, sosiodrama, role playing.
Jadi pada
intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap
mental/nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil
belajar. Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, maka hasil
belajar itu meliputi, hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta
(kognitif), hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif) dan hal ihwal
kelakuan, ketrampilan atau penampilan (psikomotorik)
2.
Media Pembelajaran
a. Pengertian
Kata media berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.[10] Menurut Gagne sebagaimana dikutip oleh Arif
Sadiman (2009:7) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Briggs berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar[11].
Asosiasi
Pendidikan Nasional dalam Arif Sadiman (2009:7)
menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi.[12]
Azhar
Arsyad (2004:3) mengutip dari Garlech & Ely yang mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan,
atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku, teks dan lingkungan sekolah
merupakan media.[13]
Media
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar.[14] Secara lebih
khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[15]
Sedangkan
pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan.[16]
Karena
beragamnya istilah tersebut yang tekanannya berbeda, maka penulis memilih salah
satu apa yang dimaksud media pembelajaran adalah alat atau segala sesuatu yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara
guru dengan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
Pengertian
ini tentu saja bukan satu-satunya pengertian yang paling tepat, melainkan hanya
salah satu jalan untuk mengambil konsensus dari adanya bermacam istilah dan
pembatasan dan disamping itu pengertian ini perlu dirumuskan dengan maksud
terdapat suatu landasan pijakan pembahasan lebih lanjut.
b. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Tujuan
utama penggunaan media ialah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan
tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima
informasi. Informasi yang dikomunikasikan lewat lambang verbal saja kemungkinan
terserapnya amat kecil, sebab informasi yang demikian itu merupakan informasi
yang sangat abstrak sehingga sangat sulit dipahami dan diserapi.[17]
Apabila
pesan yang disampaikan dapat diserap oleh siswa semaksimal mungkin maka
komunikasi dapat dikatakan berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
1) Fungsi Media Pembelajaran
Salah satu fungsi utama
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi
iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.[18] Walaupun demikian, dalam penggunaan media
sebagai alat bantu tidak bisa sembarangan menurut sekehendak pendidik. Tetapi
hendaknya harus memperhatikan dan mempertimbangkan tujuannya. Media yang dapat
menunjang tercapainya tujuan pengajaran tentu lebih diperhatikan.
Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain menyebutkan bahwa sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi
melincinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran.[19]
Selain bermanfaat dalam melicinkan jalannya
proses belajar mengajar media pembelajaran juga dapat digunakan sebagai sumber
belajar. Belajar mengajar merupakan
suatu proses untuk mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap peserta
didik, nilai-nilai tersebut tidak datang dengan sendirinya, tetapi diambil dari
berbagai sumber. Sumber belajar banyak sekali ragamnya serta
terdapat di mana-mana seperti di sekolah, halaman, pusat kota, pedesaan, dan
sebagainya.
Media sebagai sumber belajar diakui sebagai
alat bantu auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber
belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan
instruksional, sudah tentu dengan kompetensi guru itu sendiri dan sebagainya.
Dengan menghadirkan media pembelajaran (dalam hal ini bendanya) seiring dengan
penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar.
Media pembelajaran sebagai salah satu sumber
belajar juga turut serta membantu pendidik dalam memperkaya wawasan peserta
didik. Berbagai macam dan bentuk serta jenis media pembelajaran yang digunakan
oleh pendidik menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik di kelas.
Oleh karena itu sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat
atau berasal untuk belajar oleh seseorang.
Hamalik
dalam Azhar Arsyad (2004:15) menyebutkan penggunaan media pembelajaran dapat
membangkitkan keinginan, minat yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar.[20]
Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa media pembelajaran juga dapat membantu
siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.[21]
Media pembelajaran juga dapat membangkitkan
rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka
(Ibrahim dalam Azhar Arsyad 2004:16).[22]
Sedangkan menurut Levie & Lentz dalam Azhar
Arsyad mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yaitu:[23]
1)
Fungsi
atensi yaitu media berfungsi menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
2)
Fungsi
afektif yakni gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3)
Fungsi
kognitif yaitu media visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4)
Fungsi
kompensatoris
Media
pembelajaran berfungsi membantu siswa yang lemah dan lambat menerima isi
pelajaran yang disajikan secara teks atau disajikan secara verbal.
2) Manfaat Media Pembelajaran
Menurut
Azhar Arsyad smedia pembelajaran bermanfaat untuk merealisasikan proses
pembelajaran:
a) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati
dalam kelas
b) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku
siswa
c) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan
kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa
d) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi
berbagai kemampuan siswa
Menurut
Sudjana & Rivai dalam Azhar Arsyad manfaat media pembelajaran adalah:
a) Pengajaran akan lebih menarik siswa
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi
d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar
Hamalik
menyebutkan beberapa manfaat media pembelajaran antara lain:
a)
Meletakan
dasar-dasar yang konkret untuk berfikir
b)
Memperbesar
perhatian siswa
c)
Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar
d)
Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan
siswa
e)
Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinyu
f)
Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan bahasa
g)
Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain
Secara umum media pembelajaran mempunyai
manfaat sebagai berikut :
a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbalistis.[24]
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya
indera.
c) Dapat mengatasi sikap pasif siswa menjadi lebih
bergairah, lebih interaktif, dan lebih hidup.
d) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan
menarik perhatian siswa
e) Proses pembelajaran lebih efektif dan efisien.
f) Meningkatkan hasil belajar dan pembelajaran.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari
penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:[25]
a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian
pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkakan proses dan
hasil belajar.
b) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga dapat meningkatkan motivasi, interaksi
langsung dengan lingkungannya serta dapat belajar mandiri.
d. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media
pembelejaran mempunyai banyak jenis, namun penulis akan mengambil beberapa
pendapat dari para ahli:
1) Menurut Rudy Bretz
Menurut
Rudy Bretz jenis-jenis media dibagi 8 yaitu media audio visual gerak, media adio
visual diam, media audio
semi gerak, media visual
bergerak, media visual
diam, media semi gerak, media audio, media cetak.
2) Menurut Briggs
Briggs
mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar
mengajar, yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran
terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film,
televisi dan gambar.
3) Menurut Gagne
Gagne
membuat 7 macam pengelompokan media yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi
lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak film bersuara, mesin belajar.
3.
Penggunaan Media
Benda Kongkrit
Media benda
kongkrit termasuk jenis media pembelajaran yang dapat didemonstrasikan. Media
benda ini berfungsi memperjelas pesan agar tidak bersifat verbalistis. [26]
Penggunaan
media dalam proses
pembelajaran perlu persiapan yang
cukup. Kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan bahwa dengan media pembelajaran,
guru tidak perlu membuat persiapan mengajar
lebih dahulu. Justru
sebaliknya dalam hal ini
guru dituntut untuk
melakukan persiapan dengan
cermat dengan mempelajari bahan
dalam buku sendiri,
mempersiapkan bahan,
pengayaan dan penjelasan.
Media pembelajaran hendaknya tidak sekedar menjadi
selingan, hiburan, atau
pengisi waktu, tetapi harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran.
4. Bilangan Pecahan
Dalam pelaksanaan
penelitian ini materi
bilangan pecahan dikutip dari buku Matematika Kelas III Sekoah
Dasar. Sub pokok bahasan bilangan pecahan erdiri dari:
(1) arti bilangan
pecahan (2) pecahan
senilai (3) menyederhanakan
pecahan (4) membandingkan dua pecahan (5) mengubah bentuk pecahan ke bentuk
decimal dan sebaliknya (6) operasi pecahan.
Adapun ringkasan materi dari bilangan pecahan
sebagai berikut:
a.
Arti bilangan pecahan
1)
Suatu bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
dengan b ≠ 0, a disebut pembilang
dan b disebut penyebut.
2)
Suatu bilangan pecahan
dapat dipandang sebagai hasil
bagi dari dua bilangan bulat a
dan b dengan b bukan faktor dari a, b ≠ 0
3)
Suatu
pecahan dapat dipandang sebagai bagian
dari keseluruhan, bagian dari suatu daerah atau bagian dari suatu himpunan.
Contoh:
Gambar a Gambar b
Gambar 1
Arti pecahan
Keterangan :
Gambar a, sebuah kue
dibagi menjadi 4 bagian untuk setiap bagian memperoleh ¼ bagian dari seluruhnya
Gambar b, sebuah kue
dibagi menjadi 2 bagian untuk setiap bagian memperoleh ½ bagian dari
seluruhnya.
Bilangan ¼
dan ½ disebut
bilangan pecahan. Pada
pecahan ¼ angka 1 disebut
pembilang dan angka 4 disebut penyebut.
b.
Pecahan senilai
Suatu pecahan
nilainya tetap sama jika pembilang atau penyebutnya dikalikan atau
dibagi dengan bilangan
yang sama, tetapi
bilangan yang sama itu bukan nol.
i ii iii
Gambar 2 Pecahan
Senilai
Keterangan:
Keterangan: gambar i
=
gambar ii =
gambar iii =
c.
Menyederhanakan Pecahan
Untuk menyederhanakan
suatu pecahan bagilah pembilang dan
penyebutnya dengan FPB terbesar dari pembilang dan penyebut. Pecahan itu
jika FPB tidak segera ditemukan maka untuk menyederhanakan pecahan secara
bertahap.
Suatu pecahan
dikatakan paling sederhana jika
pembilang dan penyebutnya tidak memiliki faktor persekutuan lagi selain
satu (1)
Contoh:
1)
=
=
2)
=
=
3)
=
=
C. Kerangka Berfikir
Adapun Kerangka berfikir dari penelitian tindakan kelas ini kerangka
pemikirannya sebagai berikut:
Dalam menyampaikan materi kepada siswa
salah satu cara yang harus dilakukan oleh guru adalah menyampaikan
materi pelajaran dengan menggunakan alat peraga.
Pembelajaran
Tanpa media
|
Prestasi belajar
kurang baik
|
Prestasi belajar
sebelumnya
|
Prestasi belajar
siklus I
|
Pembelajaran
dengan media
|
Prestasi belajar
meningkat
|
Prestasi belajar
siklus II
|
Pembelajaran
dengan media
|
Prestasi belajar
makin meningkat
|
D. Hipotesis Tindakan
Secara
singkat hipotesis dapat diartikan dugaan sementara atau jawaban
sementara atas permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji
kebenaran dugaan tersebut[27].
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang akan
diajukan adalah sebagai berikut:
Melalui media
benda kongkrit di MI Cokroaminoto
Pingit Kelas III Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat ditingkatkan.
[1] Moh. Roqib. Ilmu
Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKIS,
2009), hlm.70.
[2] Sjaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi ........, hlm.122.
[3]
Oemar Hamalik,Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hal. 36.
[5] Winkel,
Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2005), hal. 59.
[6] Sunhaji, Strategi Pembelajaran,(Yogyakarta:
Grafindo Literia Media, 2009), hlm. 11.
[8] :
Sutopo, 1987. Psikologi
Belajar. Surakarta :
Sekolah Guru Pendidikan
Luar Biasa (Sutopo, 1997 : 41-42)
[9] Sjaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 41-52.
[10] Arif
S Sadiman (dkk), Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009), hlm.7
[11]
Arif S Sadiman (dkk), Media ….....
hlm.7.
[12]Arif
S Sadiman (dkk), Media …..... hlm.7.
[13]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.3
[14]
John D. Latuheru, Media
Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini, (Jakarta: Depdikbud, Dirjend Pendidikan Tinggi Media Pembelajaran
1988), hlm. 14.
[15]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.3
[16]
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (PT Bumi Aksara, 2007), hlm.
57.
[17]
Soeparno, Media Pengajaran Bahasa. (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.3
[18]
Azhar Arsyad, Media ........, hlm. 15.
[19]
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta,
2006), hlm. 138.
[20]
Azhar Arsyad, Media …….., hlm.15.
[21]
Azhar Arsyad, Media …….., hlm.16.
[22]
Azhar Arsyad, Media …….., hlm.16.
[23]
Azhar Arsyad, Media …….., hlm.16-17.
[25]
Azhar Arsyad, Media …….., hlm.25-26.
[27]
Rony Kontur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta:
Penerbit PPM, 2007), hlm. 89.
No comments:
Post a Comment