Friday, January 1, 2016

KAPAL DRONE LAUT INDONESIA

DRONE LAUT BUATAN INDONESIA

    Drone tanpa awak lazimnya berbentuk pesawat dan mengintai dari udara. Namun kini muncul alat intai yang beroperasi di air dalam bentuk kapal. PT Lundin Industry Invest telah memperkenalkan prototipe kapal intai tanpa awak atau unmanned surface vessel (USV) tersebut. Prototipe ini diluncurkan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Kepala Staf Angkatan Laut Marsekal (TNI) Marsetio dalam pameran Indo Defence 2014 di Jakarta
Convention Center awal November lalu. Direktur PT Lundin, Lizza Lundin, mengungkapkan prototipe kapal yang dibuat bersama SAAB Swedia ini dapat digunakan dalam berbagai macam operasi. Mulai misi anti pembajakan, intai maritim, misi antikapal selam, misi antiranjau, perang elektronik, hingga beragam misi yang terkait dengan pengawasan lingkungan.

    Angkatan Laut patroli lazimnya oleh satu grup, hal ini tidak perlu terjadi jika menggunakan kapal Drone. Jadi tinggal dikontrol komandan dari markas,” ujar Lizza di  arena pameran. Kapal tanpa awak dengan nama Bonefish berwarna abu-abu tersebut, menurut Lizza, dapat dikontrol sampai sejauh 500 nautical mile atau sekitar 920 kilometer. Untuk urusan persenjataan, meski tanpa awak,nantinya kapal itu dibuat mampu menggotong rudal antikapal RBS15 Mk3, yang berkecepatan subsonik. Rudal ini memiliki jangkauan tembak sampai 200 kilometer. “Kapal ini juga dipersenjatai dengan Naval Gun 40Mk4 dan antiradar karena terbuat dari komposit serat karbon,” kata Lizza. Bukan hanya itu, radar Sea Giraffe 1X 3D, yang memiliki berat 150 kilogram, terpasang pada USV Bonefish. Radar ini diklaim mampu mereduksi efek lengkung bumi. “Dengan dua propeler, kapal bisa melaju hingga kecepatan 40 knot,” ujar perempuan kelahiran 7 Juli 1970 itu.
   
   Rencananya, Bonefish akan mulai masuk masa uji coba pada enam bulan mendatang atau sebelum pertengahan 2015. Lizza pun mengklaim Bonefish sangat cocok untuk Indonesia sebagai negara yang terdiri atas belasan ribu pulau dan dengan garis pantai yang sangat panjang. Bonefish merupakan versi mini dari KRI Klewang, yang merupakan tipe kapal cepat rudal yang dipesan TNI Angkatan Laut. Bodi keduanya sama persis dengan desain trimaran atau tiga lunas. Hanya, ukuran Bonefish kira- kira seperlima dari KRI Klewang. Soal trimaran ini, Lizza bercerita desainnya merupakan hasil kerja sama PT Lundin, TNI AL, dan arsitek k apal Lomocean dari Selandia Baru. Idenya, kata Lizza, diambil dari kapal nelayan. “Kami terinspirasi oleh perahu bercadik nelayan,” ujar Lizza.

    Adapun KRI Klewang bernomor lambung 625 dengan panjang 63 meter mestinya bisa dioperasikan TNI AL sejak akhir 2012. Sayang, kapal siluman seharga Rp 114 miliar itu terbakar di galangan kapal TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur, beberapa hari sebelum waktu uji coba perdana laut. “Kejadian itu jadi pelajaran bagi kami bahwa kapal harus 100 persen siap baru diuji coba,” kata Lizza. PT Lundin akhirnya kembali membangun KRI Klewang dan tiga kapal sejenis dengan fasilitas yang lebih canggih mulai 2014. 
   
   Sementara itu, Laksamana Marsetio kepada pers mengatakan Indonesia mungkin akan mempertimbangkan untuk memesan lagi beberapa kapal lainnya dari Lundin asalkan pilihan yang ditawarkan cukup menarik. Diperkirakan, hingga 2024 TNI AL akan mengoperasikan 6-20 unit kapal perang berteknologi siluman dari jenis ini. “Tapi ini masih tergantung biaya akuisisi dan kemampuan tempur yang ditawarkan,” kata Marsetio. Selain dari TNI AL, 

   PT Lundin sudah menerima pesanan kapal militer dari sejumlah negara. Oktober 2014, Angkatan Laut Bangladesh memesan 18 kapal tipe X12 Combat Craft seharga Rp 75 miliar. Kapal patroli dengan panjang total 11,7 meter ini akan dioperasikan Bangladesh Coast Guard. PT Lundin didirikan pada 2001 oleh pasangan John Ivar Alan Lundin asal Swedia dan istrinya, Lizza. Awalnya, perusahaan yang berbasis di Jalan Lundin Nomor 1, Kelurahan Sukowidi, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, itu cuma memproduksi kapal rekreasi.

    PT Lundin baru memasuki industri kapal militer pada 2006 dengan mengikuti pameran alat utama sistem persenjataan di Jakarta. Produk pertamanya adalah X2K Interseptor RIB, sebuah sekoci cepat berbahan komposit dengan panjang 11,3 meter serta kecepatan 50 knot. Kapal ini rupanya diminati dan dipesan Negara Malaysia.


No comments:

Post a Comment