DRONE
LAUT BUATAN INDONESIA
Drone tanpa awak lazimnya berbentuk pesawat dan mengintai
dari udara. Namun kini muncul alat intai yang beroperasi di air dalam bentuk
kapal. PT Lundin Industry Invest telah memperkenalkan prototipe kapal intai
tanpa awak atau unmanned surface vessel (USV) tersebut. Prototipe ini
diluncurkan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Kepala Staf Angkatan
Laut Marsekal (TNI) Marsetio dalam pameran Indo Defence 2014 di Jakarta
Convention Center awal
November lalu. Direktur PT Lundin, Lizza Lundin, mengungkapkan prototipe kapal
yang dibuat bersama SAAB Swedia ini dapat digunakan dalam berbagai macam
operasi. Mulai misi anti pembajakan, intai maritim, misi antikapal selam, misi
antiranjau, perang elektronik, hingga beragam misi yang terkait dengan
pengawasan lingkungan.
Angkatan Laut patroli
lazimnya oleh satu grup, hal ini tidak perlu terjadi jika menggunakan kapal
Drone. Jadi tinggal dikontrol komandan dari markas,” ujar Lizza di arena pameran. Kapal tanpa awak dengan nama
Bonefish berwarna abu-abu tersebut, menurut Lizza, dapat dikontrol sampai
sejauh 500 nautical mile atau sekitar 920 kilometer. Untuk urusan
persenjataan, meski tanpa awak,nantinya kapal itu
dibuat mampu menggotong rudal antikapal RBS15 Mk3, yang berkecepatan subsonik.
Rudal ini memiliki jangkauan tembak sampai 200 kilometer. “Kapal ini juga
dipersenjatai dengan Naval Gun 40Mk4 dan antiradar karena terbuat dari komposit
serat karbon,” kata Lizza. Bukan hanya itu, radar Sea Giraffe 1X 3D, yang
memiliki berat 150 kilogram, terpasang pada USV Bonefish. Radar ini diklaim
mampu mereduksi efek lengkung bumi. “Dengan dua propeler, kapal bisa melaju
hingga kecepatan 40 knot,” ujar perempuan kelahiran 7 Juli 1970 itu.
Rencananya, Bonefish
akan mulai masuk masa uji coba pada enam bulan mendatang atau sebelum
pertengahan 2015. Lizza pun mengklaim Bonefish sangat cocok untuk Indonesia
sebagai negara yang terdiri atas belasan ribu pulau dan dengan garis pantai
yang sangat panjang. Bonefish merupakan versi mini dari KRI Klewang, yang
merupakan tipe kapal cepat rudal yang dipesan TNI Angkatan Laut. Bodi keduanya
sama persis dengan desain trimaran atau tiga lunas. Hanya, ukuran Bonefish
kira- kira seperlima dari KRI Klewang. Soal trimaran ini, Lizza bercerita
desainnya merupakan hasil kerja sama PT
Lundin, TNI AL, dan arsitek k apal Lomocean dari Selandia Baru. Idenya, kata
Lizza, diambil dari kapal nelayan. “Kami terinspirasi oleh perahu bercadik
nelayan,” ujar Lizza.
Adapun KRI Klewang bernomor lambung 625 dengan panjang 63
meter mestinya bisa dioperasikan TNI AL sejak akhir 2012. Sayang, kapal siluman
seharga Rp 114 miliar itu terbakar di galangan kapal TNI AL Banyuwangi, Jawa
Timur, beberapa hari sebelum waktu uji coba perdana laut. “Kejadian itu jadi
pelajaran bagi kami bahwa kapal harus 100 persen siap baru diuji coba,” kata
Lizza. PT Lundin akhirnya kembali membangun KRI Klewang dan tiga kapal sejenis
dengan fasilitas yang lebih canggih mulai 2014.
Sementara itu, Laksamana
Marsetio kepada pers mengatakan Indonesia mungkin akan mempertimbangkan untuk
memesan lagi beberapa kapal lainnya dari Lundin asalkan pilihan yang ditawarkan
cukup menarik. Diperkirakan, hingga 2024 TNI AL akan mengoperasikan 6-20 unit
kapal perang berteknologi
siluman dari jenis ini. “Tapi ini masih tergantung biaya akuisisi dan kemampuan
tempur yang ditawarkan,” kata Marsetio. Selain dari TNI AL,
PT Lundin sudah
menerima pesanan kapal militer dari sejumlah negara. Oktober 2014, Angkatan
Laut Bangladesh memesan 18 kapal tipe X12 Combat Craft seharga Rp 75 miliar.
Kapal patroli dengan panjang total 11,7 meter ini akan dioperasikan Bangladesh
Coast Guard. PT Lundin didirikan pada 2001 oleh pasangan John Ivar Alan Lundin
asal Swedia dan istrinya, Lizza. Awalnya, perusahaan yang berbasis di Jalan
Lundin Nomor 1, Kelurahan Sukowidi, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, itu cuma
memproduksi kapal rekreasi.
PT Lundin baru memasuki industri kapal militer pada
2006 dengan mengikuti pameran alat utama sistem persenjataan di Jakarta. Produk
pertamanya adalah X2K Interseptor RIB, sebuah sekoci cepat berbahan komposit
dengan panjang 11,3 meter serta kecepatan 50 knot. Kapal ini rupanya diminati
dan dipesan Negara Malaysia.
No comments:
Post a Comment